DJOKO SUSANTO ( Pendiri Alfamart)
A Kwie Atau yang sering disebut Djoko Susanto lahir di
djakarta 9 februari 1950. Baginya, Mimpi tidak hanya bertengger menjadi mimpi
ketika disiasati oleh kerja nyata dan usaha menembus peluang yang tidak kenal menyerah.
Bagi Djoko Susanto, mimpi adalah hoki yang mampu mengendus peluang. Dan bahan
bakarnya adalah kerja keras, jujur, dan punya komitmen dalam menjalankan sebuah
usaha.
Terlahir dari keluarga pedagang kelontong yang putus sekolah,
Djoko Susanto telah mengenali napas perjuangan sejak ia masih balita, Aroma
rumahnya serba berbau kerja keras, Pagi mengantarkan kerja, malam juga diakhiri
dengan kerja. Semua dilakukan demi hidup, demi keberlangsungan napas keluarga.
Situasi itu sesungguhnya sangat mudah memantik frustasi, tapi tak terjadi pada
Djoko. Ia tak menyerah menghadapi nasib. Realita kehidupan justru ia jadikan
pelecut untuk bergerak memanfaatkan apa yang ia punya, yakni sejumput ilmu
perdagang. Andai saja pada waktu itu djoko tidak berani merubah hidupnya
kerabat, teman, dan lingkungan pergaulanya hanya akan mengenal djoko susanto
sebagai pedagang kelontong
Kegigihannya melewati proses mengantarnya pada fase-fase yang
memajukan. Lihatlah perjalanannya. Karier bisnisnya dimulai dari sebuah toko
kelontong milik keluarga di bilangan Petojo, Jakarta Pusat, sekitar tahun 1967.
Kemudian ia meningkatkan keberadaannya dengan memiliki toko kelontong sendiri.
Dan Akhirnya Djoko menjalankan bisnis grosir penjualan rokok melalui toko
kelontongnya itu. Usaha kelontong bernama Toko Sumber Bahagia ini menjadi cikal
bakal kelompok bisnis ritelnya yang bernama Alfamart dibawah bendera PT Sumber
ALfaria Trijaya Tbk ( SAT ).
Didalam setiap proses tersebut, Djoko menjadi pelakon yang
mengumuli dengan setia setiap elemen usahanya. Ia mengetahui dengan rinci
setiap bagian dari bisnis yang dijalankannya sehingga ia menguasai setiap
masalah yang muncul dan strategi untuk mengatasinya. Sikap ini dengan cepat
membuatnya mampu membaca pasar yang lebih luas dan akhirnya terbang berkembang.
Djoko Susanto adalah salah satu anak negeri yang memiliki
visi, misi, konsistensi, dan pandai melihat peluang dalam berbisnis. Jiwa
usahanya telah dimulai dari umur 10 tahun. Kios milik orang tuanya yang bernama
Sumber Bahagia merupakan langkah awal Djoko Susanto dalam memasuki dunia
wirausaha yang berfokus pada industri ritel.
Djoko Susanto, yang merupakan pendiri sekaligus pemilik
perusahaan retail Alfamart, berhasil mengungguli kekayaan orang-orang terkenal
Indonesia, seperti Aburizal Bakrie (peringkat 30) dan Ciputra (peringkat 27).
Kekayaannya yang dikumpulkan berjumlah US$ 1,040 miliar (Rp 9,36 triliun).
Kemampuan berbisnis Djoko dimulai sejak beliau masih berumur
tujuh belas tahun. Awalnya beliau membuka usaha kios yang dimiliki oleh orang
tuanya di Pasar Arjuna yang terletak di kawasan Jakarta. Kios yang
dijalankannya itu diberi nama Sumber Bahagia. Kios tersebut menekankan bisnis
nya dalam menjual bahan makanan. Potensi bisnis nya pun sedikit berkembang.
Beliau melihat adanya ruang bisnis yang lebih baik dengan menjual rokok. Hal
ini dilakukannya pada tahun 1960 an. Visi nya dalam berbisnis rupanya sangat
bagus, beliau dapat melihat bagaimana sebuah bisnis rokok akan dapat berjalan
dengan baik dan memiliki potensi yang besar di masa akan datang. Dengan
pemikiran yang dimiliki Djoko tentang potensi usaha rokok, Putera Sampoerna
menjadi rekan kerjanya dan mereka membuka kios rokok baru di kawasan Jakarta.
Nampaknya dewi fortuna mampir pada mereka dan usaha tersebut berjalan dengan
sangat baik.
Berawal dari keberadaan kios baru ini lah mereka mulai
berpikir untuk membuka super market. Super market tersebut diberi nama Alfa
Toko Gudang Rabat. Djoko sendiri menjadi direktur penjualan serta distribusi
untuk perusahaan Sampoerna yang pada saat itu sedang berkembang dengan baik.
Seiring dengan waktu Djoko dan Sampoerna mendirikan toko baru yang
diberi nama Alfa Minimart. Nama tersebut akhirnya disingkat menjadi Alfamart.
Pendirian toko tersebut dilakukan pada tahun 1994 dan rupanya menarik perhatian
banyak orang karena toko tersebut diperuntukkan tidak hanya untuk kalangan atas
tapi juga menengah ke bawah. Akan tetapi Sampoerna tidak lagi bekerja sama
dengan Djoko karena Sampoerna mendirikan bisnis dan perusahan baru dengan
menjual tembakau. Pada akhirnya sebgian saham untuk Alfamart yang dimiliki
Sampoerna dibeli oleh Djoko dari tangan Philip Morris.
Djoko pun membeli Northstar sehingga beliau memiliki saham
sebesar 65 persen dari perusahaan. Saham sebanyak 65 persen tersebut dijual dan
akhirnya menghasilkan dua kali lipat. Dari sinilah Djoko mulai mendapatkan
penghasilan besar dan menjadikannya milioner. Beliau juga menjual
bisnis super market dan mulai masuk ke bisnis mini market yang diperuntukkan
untuk semua kalangan. Mini market dinilai lebih terjangkau sehingga dapat
menarik perhatian lebih banyak orang dari pada super market.
Sebagai pemilik alfamart, Djoko mulai menikmati penghasilan yang
sangat besar dari bisnisnya dengan jumlah pelanggan yang terus meningkat dari
waktu ke waktu. Usaha itu pun semakin berkembang sehingga dia menjadi jajaran
orang terkaya di Indonesia di urutan ke tujuh belas pada di tahun 2012.
Kerjasama
Dua Tokoh Besar
Kerjasama dua tokoh besar tersebut diawali dengan dibukanya
15 (lima belas) toko rokok di seputar wilayah Jakarta. Pada 27 Agustus 1989
Lahirlah Alfa Toko Gudang Rabat yang mempunyai konsep supermarket. Usaha yang
terbentuk dari buah tangan kedua orang itu diberikan nama Alfa dikarenakan
sifatnya yang netral tidak mengandung salah satu nama kedua orang itu. Selain
itu, melalui beberapa riset Djoko Susanto menyadari kekuatan nama Alfa yang
lebih menjual daripada namanya ataupun nama H.M. Sampoerna. Alfa Toko Gudang
Rabat inilah cikal bakal kesuksean Djoko Susanto dengan brand Alfa yang
mana Alfamart sebagai ujung tombak brand tersebut, diikuti dengan Alfa Midi dan
Lawson yang merupakan bagian dari Alfa Midi.
Awal
Mula Brand Unggulan Dan Jatuhnya H.M. Sampoerna
Alfamart awal mula berdiri bernama Alfa Mini Mart. Alfa Mini
Mart berdiri di tahun 1999 dimana krisis ekonomi sedang melanda Indonesia dan
dunia. Pada saat itu Djoko Susanto yakin bahwa keinginan untuk maju dan pantang
menyerah dapat membawa kepada kesuksesan yang mana terbukti saat ini.
Pada 2006 H.M. Sampoerna menjual semua usaha, termasuk saham
kepemilikannya di Alfamart. Di tahun tersebut Djoko Susanto melalui PT.
Sigmantara Alfindo yang dimilikinya menjadi pemegang saham terbesar atas
Alfamart dengan porsi saham sebesar 60%. Disinilah berakhirnya kerjasama kedua
tokoh besar tersebut dan ditandai dengan berakhirnya dinasti Sampoerna di
industri rokok dan tembakau. Berakhirnya kerjasama antara Djoko Susanto dengan
Sampoerna tidak membuat Djoko panik. Hal ini dikarenakan Alfamart dan
brand Alfa lain yang dimilikinya telah memiliki konsep dan visi, misi yang kuat
sebagai pondasi usaha. Otak dibalik terciptanya hal itu adalah Pudjianto yang
direkrutnya pada 2001. Tugas berat yang diemban membuahkan hasil sangat
memuaskan dengan konsep dari Pudjianto.
Alfa
Midi dan Kegemilangan AlfaMart
Di tahun 2007 Alfa Midi dibentuk oleh Djoko Susanto dengan
badan hukum bernama PT. Midimart Utama. Ini merupakan salah satu idenya dalam
diferensiasi merk yang berakhir sukses. Sayang tidak semua usahanya sukses.
Alfa Supermarket yang awalnya bernama Alfa Toko Gudang Rabat akhirnya harus
dijual kepada Carrefour. Selain karena Alfa Supermarket tidak menghasilkan
pendapatan yang signifikan akibat kalah bersaing dengan supermarket lain, Djoko
Susanto menyadari bahwa dia harus fokus pada ritel mini market. Hasil penjualan
dari Alfa Supermarket Djoko investasikan kepada Alfa Midi dan Alfamart sebagai
langkah pengembangan usaha.
Langkah Djoko tepat dalam menginvestasikan uangnya ke
Alfamart dan Alfamidi. Hal ini ditandai dengan semakin menjamurnya gerai
Alfamart di berbagai daerah dan terbentuknya kerja sama Alfa Midi dengan
Lawson. Oleh karena usaha kerasnya selama bertahun-tahun tersebut yang
dikarenakan fokusnya di bidang ritel dan pintar melihat perubahan kondisi
masyarakat dan peluang yang ada, maka Djoko mendapat buahnya yaitu
kekayaan milyaran rupiah dan dinobatkan menjadi orang terkaya di Indonesia
urutan ke-25 tahun 2012 versi majalah Forbes.
Kerjasama Djoko dengan
Putra Sampoerna harus berakhir tahun dan 2005. Sampoerna menjual perusahan
rokok dan anak perusahaannya termasuk 70 persen saham di Alfamart, kepada
Philip Morris sebesar 5 miliar dollar AS.
Philip Morris sendiri
ternyata tidak tertarik bermain di sektor ritel, sehingga perusahaan asal
Amerika Serikat ini pun menjual saham Alfamart kepada Djoko dan Northstar.
Tahun lalu Djoko membeli Northstar, sehingga membuatnya menjadi pemegang 65
persen saham. Keputusannya dinilai sebagai langkah yang cerdas, karena saham
peritel ini melonjak dua kali lipat dalam 12 bulan terakhir dan empat kali
lipat dalam dua tahun terakhir. Hal ini mendorong Djoko masuk ke dalam jajaran
miliuner dunia, sekaligus menjadi orang terkaya baru di Indonesia.
Djoko yang beberapa tahun lalu menjual bisnis supermarketnya, ternyata masih nyaman dengan minimart. Penjualan sektor ini tumbuh rata-rata dari 15 persen menjadi 20 persen setahun. Alfamart yang saat ini memiliki 5.500 toko dengan melayani hampir 2 juta orang konsumen per hari dan memperkerjakan lebih dari 57.000 karyawan, memimpin transformasi dari toko pinggir jalan menjadi minimart modern dengan barang-barang pilihan berharga sama bahkan lebih baik.
Djoko yang beberapa tahun lalu menjual bisnis supermarketnya, ternyata masih nyaman dengan minimart. Penjualan sektor ini tumbuh rata-rata dari 15 persen menjadi 20 persen setahun. Alfamart yang saat ini memiliki 5.500 toko dengan melayani hampir 2 juta orang konsumen per hari dan memperkerjakan lebih dari 57.000 karyawan, memimpin transformasi dari toko pinggir jalan menjadi minimart modern dengan barang-barang pilihan berharga sama bahkan lebih baik.
Djoko yang menjual
bisnis supermarket beberapa tahun lalu masih mengembangkan minimarket yang
nyaman dan terjangkau. Penjualan pada sektor itu tumbuh rata-rata 15-20 persen
setahun. Alfamart, dengan 5500 toko melayani lebih dari 2 juta pelanggan setiap
hari dan mempekerjakan lebih dari 57 ribu orang. Alfamart telah memimpin
transisi dari toko-toko kayu di pinggir jalan yang menjual barang meragukan menjadi
minimarket modern dengan produk yang dapat diandalkan dengan harga yang sama
atau lebih baik. Mereka masih berniat membuka 800 outlet pada 2012.
"Minimarket selalu
dituduh menghambat pasar tradisional. Padahal, apa yang dilakukan adalah
mendorong pasar tradisional untuk meningkatkan pelayanan mereka," kata
Djoko.
Jaringan minimarket perusahaan yang didirikan Djoko Susanto,
mantan eksekutif produsen rokok raksasa, HM Sampoerna ini terdiri dari
minimarket milik sendiri dan minimarket dalam bentuk kerjasama waralaba, dengan
jumlah minimarket milik sendiri 2.396 (2009) dari semula 2.067 (2008) dan kerja
sama waralaba 798 (2009) dari 592 (2008).
Sejarah Alfamart Minimarket
Ø 27 Juni 1999 - Didirikan "PT
Alfa Mitramart Utama (AMU)" dengan pemegang saham: PT Alfa Retailindo, Tbk
= 51% , PT Lancar Distrindo = 49%
Ø 18 Oktober 1999 - "PT.Alfa
Mitramart Utama" didirikan toko pertama dibuka dengan nama "Alfa
Minimart" di JL.Beringin Raya, Karawaci, Tangerang
Ø 1 Agustus 2002 - Kepemilikan beralih
ke "PT Sumber Alfaria Trijaya (SAT)" dengan pemegang saham: PT HM
Sampoerna, Tbk = 70% , PT Sigmantara Alfindo = 30%
Ø 1 Januari 2003 - Nama "Alfa
Minimart" berubah menjadi "Alfamart"
Ø Desember 2008 - Jumlah gerai lebih
dari 2750
Ø 15 Januari 2009 - "PT Sumber
Alfaria Trijaya" menggelar penawaran umum saham perdana atau initial public
offering (IPO)
Ø Januari 2010 - Jumlah gerai lebih
dari 3500
Alfamart Mendapat
Banyak Penghargaan Di 2012
Diawali dari ajang
penghargaan Top Brand Award 2012 pada awal Agustus 2012. Acara
penghargaan yang sudah ketigabelas kalinya digelar oleh Lembaga Riset Frontier
Consulting Group dan majalah Marketing tersebut, Alfamart ukses
membawa pulang penghargaan Top Brand 2012 di kategori Minimarket. Penghargaan
tersebut merupakan kelima kalinya bagi Alfamart.
Di pertengahan
September 2012, Alfamart pun berhasil menggondol penghargaan sebagai
minimarket terbaik dalam ajang Indonesia Best Brand Award (IBBA) yang digelar
oleh lembaga survei MARS dan Majalah SWAsembada. Penghargaan ini juga
untuk yang kelima kalinya secara berturut-turut diraih
oleh Alfamart sejak tahun 2008. Masih dalam ajang yang sama,
founder Alfamart Djoko Susanto juga dianugrahkan penghargaan sebagai
‘Indonesia Best Brand Builder Achievement 2012’.
Founder
Alfamart, Djoko Susanto (kiri) saat menerima penghargaan Retail Asia Pacific
Top 500 Awards 2012 di Shanghai
Memasuki Bulan
Oktober, Alfamart juga
didaulat untuk menerima penghargaan Sosial Media Award 2012 yang digagas oleh
Majalah Marketing, Digital Marketing, serta lembaga survei independent Frontier
Consulting Group dan didukung oleh MediaWave Social Media Monitoring Platform.
Prestasi Alfamart juga dapat dilihat dari jumlah gerai
Alfamart yang terus berkembang pesat. Sebagai gambaran, per 31 Desember 2008,
Alfamart memiliki 2.157 gerai minimarket dan 622 minimarket Alfamart dalam
bentuk waralaba. Angka ini terus berkembang dengan jumlah gerai per Mei 2009
mencapai 3.000 buah dengan gerai berbentuk waralaba sebanyak 711 buah yang
tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera.
Tidak hanya itu, Saat ini di tahun 2012 Alfamart mengadakan kontes
SEO yang bertema Promo Indonesia
dengan keyword Promo Member Alfamart Minimarket Lokal Terbaik
Indonesia.
Kembali
Alfamart membangun komunikasi dengan para membernya, sebagai bukti
bahwa Alfamart kan terus memanjakan para membernya,salah
satunya melalui Alafamart Blog Review Contest 2012. Pastinya dengan kontes
ini Alfamart mencoba mengajak para member lebih
mengenal Alfamart dan lebih mendekatkan diri dengan para
membernya didunia maya.
Assalamu alaikum…
BalasHapusAku mau kasih testimoni disini yah, biar semua orang tahu bagaimana aku bisa melunasi hutang-hutangku sebesar 2 milyar hanya dalam waktu 1 Hari plus kekayaanku kembali pulih!.
Perkenalkan saya lia asila dari tanjung – kalsel. ,Tapi sejak perusahaan saya dinyatakan ilegal, saya mengalami kebangkrutan dengan hutang 2 milyar kepada pemodal dan seluruh kekayaan saya disita.
Saya sempat shock, pusing sekali kalau mengingat masa itu, harta saya habis minus lagi. Ternyata tidak disangka-sangka saya bertemu lah di situs dunia pesugihan nyata dan menemukan no,ponsel ki bojo di 085216971747, dengan beliau sangat membantu dengan memberikan pinjaman pesugihan uang gaib dari bank gaib sebesar 2 milyar. disitulah awal saya bangkit lagi bahkan lebih maju dari sebelumnya dan akhirnya kekayaan saya pulih dan hutang saya lunas!.terimah kasih banyak ki bojo sakti sakti kalau mau cek aja di google DUKUN PESUGIHAN TERBUKTI CAIR pasti anda tidak kecewa terimakasi.salam kenal
Dari lia asila
Tanjung (kalsel)
Assalamu alaikum…
BalasHapusAku mau kasih testimoni disini yah, biar semua orang tahu bagaimana aku bisa melunasi hutang-hutangku sebesar 2 milyar hanya dalam waktu 1 Hari plus kekayaanku kembali pulih!.
Perkenalkan saya lia asila dari tanjung – kalsel. ,Tapi sejak perusahaan saya dinyatakan ilegal, saya mengalami kebangkrutan dengan hutang 2 milyar kepada pemodal dan seluruh kekayaan saya disita.
Saya sempat shock, pusing sekali kalau mengingat masa itu, harta saya habis minus lagi. Ternyata tidak disangka-sangka saya bertemu lah di situs dunia pesugihan nyata dan menemukan no,ponsel ki bojo di 085216971747, dengan beliau sangat membantu dengan memberikan pinjaman pesugihan uang gaib dari bank gaib sebesar 2 milyar. disitulah awal saya bangkit lagi bahkan lebih maju dari sebelumnya dan akhirnya kekayaan saya pulih dan hutang saya lunas!.terimah kasih banyak ki bojo sakti sakti kalau mau cek aja di google DUKUN PESUGIHAN TERBUKTI CAIR pasti anda tidak kecewa terimakasi.salam kenal
Dari lia asila
Tanjung (kalsel)
Buat karyawan-karyawati Alfamart yang mau mengecek profil individu, history karyawan, pengajuan cuti online, melihat sisa hak cuti dengan reset pin human capital alfamart mengajukan pesan internal, melihat presensi harian dan bulanan, dapat mengakses situs berikut
BalasHapus